Cahaya...
Sekali lagi sinar mu tak dapat menerangi
gelap yang satu ini. sinar mu menyakitinya. Gelap kini semakin gelap. Tak ada
celah untuk mendapatkan sinar mu. Berharap pelangi akan datang di malam hari
namun semuanya sia-sia. Pelangi yang satu ini mulai pudar terhapus oleh waktu.
Waktu yang begitu cepat menapaki semua kejadian yang telah ditakdirkan Tuhan.
Mengharapnya pun tak akan pernah bisa menyentuhnya. Masa lalu membuat segalanya
berubah. Cahaya itu semakin hari semakin redup menerangi jiwa yang mendambanya.
Sinarnya begitu indah pada bintang pilihannya. Gelapnya malam bersanding dengan
indahnya bintang membuat mu bimbang dan gelisah memilih antara keduanya
menyinari atau tidak menyinari sama sekali. Gelap itu semakin hari semakin
menghilang. Terkikis oleh pelangi-pelangi yang hadir indah dan mendamaikan jiwa
yang mati. Pelangi yang begitu tulus terbiaskan ke bumi namun terabaikan,
teracuhkan oleh jiwa-jiwa yang mati namun berusaha bangkit kembali dari
kematian.
Cahaya..
Adakah dirimu ingin menerangi kegelapan ?
Adakah pelangi-pelangi yang sedang membuat mu
bimbang ?
Semuanya menjadi tanda tanya yang sangat
besar mengetahui segala seluk beluk tentang mu wahai yang kusebut dengan
cahaya. Semuanya sama bagimu. Tak ada perbedaan antara gelap yang selalu
menikmati sinar mu dan bintang yang selalu hadir menemani mu. Akan kah gelap
menyerah mengharap sinar darimu cahaya ?. Tak akan bisa. Semuanya begitu hampa,
kosong, sepi, dan sunyi tanpa sinar mu. Tetapi, mestikah dirimu menyamakan
sinar yang kau berikan kepada gelap dan kepada bintang indah yang selalu
menemani mu di malam hari ?. jika semuanya harus seperti itu, biarkan lah gelap
berkawan dengan berjuta-juta kehampaan dan kesunyian, sendiri mengharap ada
pelangi yang hadir tulus memberikan secercah keindahan. Memang benar gelap
sangat mengharapkan cahaya. Memang benar cahaya hadir untuk menyinari seluruh jiwa-jiwa
yang hidup karena sinarnya. Namun tak bisa dipungkiri, masih saja awan hitam
menyelimuti langit kemudian hujan turun begitu derasnya. Semuanya tertuang
menjadi satu. Sudah sepantasnya gelap mencari pelangi yang mampu memberikan
sedikit keindahan.
Cahaya..
Gelap tertipu oleh semua sinar yang sempat
menyinari relung hati yang haus akan kedamaian. Tak bisa di pungkiri bahwa tak
ada keabadian. Melepaskan pelangi yang ada pada genggaman adalah hal terbodoh yang
pernah dilakukan. Waktu tak mungkin menunggu. Waktu tak mungkin kembali walau
itu hanya sedetik berlalu. Namun waktu dapat mengubah segalanya. Gelap menjadi
terang dan cahaya akan memudar dan redup seiring berjalannya waktu. Semuanya
akan hilang terkikis sedikit demi sedikit dan semuanya akan ada jawaban ketika
seberapa tahan cahaya mampu menampakkan sinarnya atau mungkin akan redup dan
akhirnya mati karena perangainya sendiri. Biarkan saja gelap berkawan dengan
pelangi namun ia mampu menghilangkan sedikit demi sedikit kegelapan dan
mengubahnya menjadi benda yang baru, indah, dan penuh kesukacitaan, didamba
oleh setiap jiwa yang telah lama menunggunya bangkit dari kegelapan yang tak
tersentuh sedikitpun. Yah, bangkit dan tidak menggantungkan diri pada cahaya
palsu nan menipu. Merintis segala sesuatunya menjadi hal yang baru dan indah
kembali memanglah sangat tidak mudah tetapi tidak ada salahnya mencoba dan
terus mencoba hingga semuanya berubah menjadi kenyataan yang indah di setiap
mata yang memandangnya. Ada Tuhan dibalik semua perjuangan meskipun tak nampak
secara nyata tetapi Tuhan tak pernah meninggalkan jiwa-jiwa yang bersabar dan
berusaha merubah dirinya sendiri menjadi lebih baik. Ku yakin itu!
Selamat tinggal cahaya.
Kehadiran mu tak pernah ku sesali. Bukalah
setiap kegelapan-kegelapan yang melanda jiwa-jiwa mati seperti dahulu kau
melakukannya pada gelap yang satu ini. Akan kau temukan kedamaian yang lebih
indah dan aku pun akan menemukan kedamaian yang abadi bersama Tuhan disisi-Nya.
Created
By
Aya
Nur Athifa
0 komentar:
Posting Komentar