Membaca? Apa itu membaca? Sekedar mengeja huruf-huruf yang tertera
di kertas, mengingatnya lalu melafalzkannya. Bqgiku membaca bukan hanya
sekedar itu, membaca juga berarti memahami makna yang terkandung dalam
kata yang kita baca. Semisalnya, kita membaca "Rumah" makna yang jelas
terkandung didalamnya adalahnya "sebuah tempat ternyaman bagi
masing-masing orang." Begitu saya mengeja atau membaca "Rumah".
Orang selalu mempermasalahkan seseorang yang tidak pandai membaca. Menganggapnya sebagai sesuatu hal yang memalukan. Namun justru saya lebih malu ketika melihat mereka yang bisa membaca dengan begitu lancar justru tidak mampu membaca dengan baik. Pernah lihat mereka yang membuang sampah sembarangan? Padahal di tempat itu terpasang sebuah larangan bertuliskan "DILARANG BUANG SAMPAH DISINI!" namun mereka masih saya melakukannya dengan begitu bangga. Ketika ditanya kenapa? Mereka menjawab "Kan dilarangnya disini. Berarti dua centi kedepan gak dilarang!" Pemahaman yang sungguh tidak masuk akal.
Lalu ketika banjir datang mereka akan mengeluh "Ahh banjir kan tuh! Ini gara-gara orang-orang buang sampah sembarangan!" padahal penyebab banjir justru karena mereka sendiri. Lalu, pertanyaannya apa membaca hanya sekedar membaca? Melihat huruf-huruf yang tertera lalu selesai.
Pernah juga melihat seseorang merokok di tempat yang bertuliskan "AREA BEBAS ROKOK". Mereka yang sekali lagi membaca justru melakukan dengan begitu bangga. Dan sekali lagi ketika di tanya mereka dengan bercanda menjawab "Larangan dibuat untuk dilanggar!". Bisa dilihat, dibagian mana letak pendidikan yang mereka banggakan?
Bagian terakhir dari tulisan saya, kenal Mpok Nori? Salah satu the legend yang masih bertahan di dunia seni. Saya lebih senang menyebutnya seni di banding entertainment. Seni jauh lebih terdengar elegan. Kalian yang senang menonton komedi pasti tahu sosok Nenek hebat ini. Apa yang saya banggakan dari beliau cuma satu "Beliau tidak mampu membaca namun terlihat begitu berpendidikan." Yang tidak setuju bisa langsung protes ke blog saya. Mpok Nori tidak bisa membaca namun bisa maksimal bahkan lebih ketika tampil di depan kamera, seolah naskah yang di berikan padanya dia baca baik-baik dahulu sebelum pengambilan gambar. Padahal rahasianya cuma satu "Daya Ingat!". Mpok Nori Setiap kali diminta menjadi bintang tamu dalam acara live di TV dia hanya mendengarkan seseorang membacakan naskah lalu mengingatnya. Mpok Nori juga sering memberi himbauan kepada generasi muda untuk menjaga lingkungan. Orang yang tidak mengecap pendidikan bahkan mampu bertindak layaknya orang terdidik.
Seseorang yang berpendidikan tinggi sekalipun belum tentu bisa melakukan tindakan yang berpendidikan. Pendidikan mungkin penting bagi beberapa orang, namun bagi saya dan beberapa orang pendidikan bukanlah hal utama. Jika sampai sekarang kita masih berfikir pendidikan Salah satu Cara mendapatkan pekerjaan yang layak berarti pemikiran kita masih dalam lingkup "think in of box" not "Think out of box". Now, please take a sit and think twice when you judge people from their education.
Created By : Arini Lestari
Teruskan membaca di Sikola Macca »»
Orang selalu mempermasalahkan seseorang yang tidak pandai membaca. Menganggapnya sebagai sesuatu hal yang memalukan. Namun justru saya lebih malu ketika melihat mereka yang bisa membaca dengan begitu lancar justru tidak mampu membaca dengan baik. Pernah lihat mereka yang membuang sampah sembarangan? Padahal di tempat itu terpasang sebuah larangan bertuliskan "DILARANG BUANG SAMPAH DISINI!" namun mereka masih saya melakukannya dengan begitu bangga. Ketika ditanya kenapa? Mereka menjawab "Kan dilarangnya disini. Berarti dua centi kedepan gak dilarang!" Pemahaman yang sungguh tidak masuk akal.
Lalu ketika banjir datang mereka akan mengeluh "Ahh banjir kan tuh! Ini gara-gara orang-orang buang sampah sembarangan!" padahal penyebab banjir justru karena mereka sendiri. Lalu, pertanyaannya apa membaca hanya sekedar membaca? Melihat huruf-huruf yang tertera lalu selesai.
Pernah juga melihat seseorang merokok di tempat yang bertuliskan "AREA BEBAS ROKOK". Mereka yang sekali lagi membaca justru melakukan dengan begitu bangga. Dan sekali lagi ketika di tanya mereka dengan bercanda menjawab "Larangan dibuat untuk dilanggar!". Bisa dilihat, dibagian mana letak pendidikan yang mereka banggakan?
Bagian terakhir dari tulisan saya, kenal Mpok Nori? Salah satu the legend yang masih bertahan di dunia seni. Saya lebih senang menyebutnya seni di banding entertainment. Seni jauh lebih terdengar elegan. Kalian yang senang menonton komedi pasti tahu sosok Nenek hebat ini. Apa yang saya banggakan dari beliau cuma satu "Beliau tidak mampu membaca namun terlihat begitu berpendidikan." Yang tidak setuju bisa langsung protes ke blog saya. Mpok Nori tidak bisa membaca namun bisa maksimal bahkan lebih ketika tampil di depan kamera, seolah naskah yang di berikan padanya dia baca baik-baik dahulu sebelum pengambilan gambar. Padahal rahasianya cuma satu "Daya Ingat!". Mpok Nori Setiap kali diminta menjadi bintang tamu dalam acara live di TV dia hanya mendengarkan seseorang membacakan naskah lalu mengingatnya. Mpok Nori juga sering memberi himbauan kepada generasi muda untuk menjaga lingkungan. Orang yang tidak mengecap pendidikan bahkan mampu bertindak layaknya orang terdidik.
Seseorang yang berpendidikan tinggi sekalipun belum tentu bisa melakukan tindakan yang berpendidikan. Pendidikan mungkin penting bagi beberapa orang, namun bagi saya dan beberapa orang pendidikan bukanlah hal utama. Jika sampai sekarang kita masih berfikir pendidikan Salah satu Cara mendapatkan pekerjaan yang layak berarti pemikiran kita masih dalam lingkup "think in of box" not "Think out of box". Now, please take a sit and think twice when you judge people from their education.
Created By : Arini Lestari