Banyak
penemuan penting dan besar yang dicatat sejarah sebagai penemuan besar
namun sebagian ternyata hanya hasil dari rekayasa, seperti fosil manusia
purba piltdown yang menggunakan rahang kera, mayat raksasa yang
ternyata hanya patung, dan mumi ikan duyung, yang ternyata hanya hasil
dari mayat kera yang dijahit dengan bangkai ikan.. berikut
penemuan-penemuan penting yang palsu atau setidaknya tidak dapat
dipercayai 100 persen kebenarannya.
Layangan Listrik Benjamin Franklin
Pada
19 Oktober 1752, Pennsylvania Gazette mempublikasikan gambaran singkat
dari eksperimen yang baru saja dilakukan Benjamin Franklin. Menurut
berita tersebut, Franklin
telah menerbangkan sebuah layang-layang dalam badai petir, sehingga
menyebabkan listrik merambat melaui benang dan memuati sebuah kunci yang
terikat di bawahnya. Eksperimen ini untuk menunjukkan bahwa petir
adalah sebuah bentuk dari listrik. Layang-layang listrik Franklin
menjadi eksperimen paling terkenal di abad ke-18, menjadikan Franklin
tersohor di Eropa dan AS.
Namun,
beberapa ahli sejarah berpendapat, kemungkinan eksperimen tersebut
tidak pernah terjadi. Pasalnya, mereka kekurangan informasi yang rinci
mengenai eksperimen tersebut. Tidak diketahui secara pasti kapan
eksperimen itu dilakukan. Franklin juga tak pernah menulis laporan resmi
mengenai hal ini. Satu-satunya saksi mata anak laki-lakinya, namun tak
pernah mengungkapkan kejadian penting tersebut. Apalagi eksperimen
semacam ini sangatlah berbahaya, bahkan bisa berakibat fatal, Franklin
sendiri mungkin mengetahui hal itu.
Turk, Mesin Catur
Turk,
mekanis atau robot pecatur adalah mesin permainan catur yang dirancang
dan ditemukan pada 1770 oleh Wolfgang von Kempelen seorang insinyur
Hongaria. Mesin ini sepertinya mampu bermain catur melawan manusia.
Selama beberapa tahun Turk mengelilingi Eropa dan Amerika Serikat untuk
menunjukkan kemampuannya mengalahkan lawan-lawannya, tak kurang dari
negarawan sekelas Napoleon Bonaparte dan Benjamin Franklin bertekuk
lutut mengakui kehebatan pecatur robot ini. Kebohongan mulai terungkap
pada 1820-an ketika Edgar Allan Poe berhasil membuktikan bahwa seorang
master catur bertubuh kecil telah disembunyikan sebagai operator di
dalam mesin catur tersebut.
Raksasa dari Cardiff
Pada
Oktober 1869, mayat membatu setinggi 10 kaki berhasil digali dari
sebuah lahan pertanian di Cardiff, New York, Amerika. Raksasa Cardiff
ini kemudian jadi berita besar, dikatakan sebagai penemuan geologis
terbesar saat itu, dan banyak dikunjungi warga Amerika Serikat, mereka
rela membayar 25 sen untuk menyaksikan manusia raksasa tersebut. Namun
pada awal tahun 1870, terungkap bahwa penemuan itu hanyalah tipuan.
Raksasa Cardiff adalah sebuah patung hasil kreasi George Hull, terbuat
dari bongkahan gipsum yang dibentuk menyerupai manusia setinggi 10 kaki
dan dikubur di sebuah ladang di Cardiff, kemudian direkayasa agar
”ditemukan” oleh seorang pekerja.
Manusia Piltdown
Charles
Dawson, seorang arkeolog amatir asal Inggris dengan yakin mengatakan
bahwa telah menemukan tulang kepala, gigi dan rahang di sebuah lubang
penggalian di Piltdown, Sussex, Inggris. Tengkorak Manusia Piltdown ini
tampak seperti setengah manusia dan setengah kera. Dawson mengklaim
telah menemukan rantai yang hilang antara manusia
dan kera, dia menamai temuannya Eoanthropus dawsoni. Selang 40 tahun
kemudian para ilmuwan, lewat pengujian modern yang dapat dipertanggung
jawabkan mereka dapat membuktikan bahwa tengkorak temuan Dawson umurnya
hanya beberapa ratus tahun, dan tulang rahangnya berasal dari tulang
rahang orang utan, begitu juga dengan giginya ternyata dari gigi gajah
dan kuda nill. Sehingga klaim penemuan Manusia Piltdown oleh Charles
Dawson terpatahkan.
Putri Duyung dari Fiji
Juli
1842, seorang berkebangsaan Inggris, Dr. J. Griffin, anggota British
Lyceum of Natural History, tiba di Kota New York dan membawa seekor ikan
duyung yang diduga terdampar di Kepulauan Fiji, Pasifik Selatan. Dalam
sebuah pertunjukan di American Museum, ikan duyung Fiji pun
dipertontonkan, sosoknya jauh dari gambaran seorang wanita cantik,
melainkan menyerupai bangkai kering seekor kera berbadan ikan.
Dari
penelitian museum tersebut, ternyata ikan duyung Fiji adalah tipuan
belaka, yang sesungguhnya adalah bangkai kera yang dimumi melalui teknik
Taksidermi (ilmu mengeringkan bangkai binatang). Dengan cara dijahit
kedua spesies itu disatukan membentuk putri duyung, dimana bagian
atasnya adalah kera dan bagian bawah merupakan tubuh ikan. Menurut asal
usulnya Putri duyung Fiji tersebut dibuat sekitar tahun 1810 oleh
nelayan Jepang untuk keperluan upacara keagamaan, sekaligus seni
tradisional nelayan Jepang.
Archaeoraptor
Archaeoraptor
liaoningensis pertama kali dipublikasikan dalam majalah National
Geographic 1999. Melalui sebuah artikel yang ditulis Christopher Sloan,
fosil ini dinyatakan sebagai mata rantai yang hilang antara burung dan
dinosaurus theropod, dan benar-benar bisa terbang. Sebelum National Geographic mempublikasikan, telah banyak yang meragukan keotentikan fosil ini.
Hingga
kemudian tak pelak menjadi skandal ketika sebuah studi sains
membuktikan fosil dari Cina ini adalah palsu, karena dibentuk dari
bagian-bagian fosil dengan spesies yang berbeda-beda. Zonghe Zhou,
seorang paleontolog Cina, menemukan kepala dan badan bagian atas milik
spesimen fosil burung primitif Yanornis, bagian ekor milik Microraptor,
sedangkan tungkai dan telapak kaki milik hewan yang belum diketahui. (raffa-thexfile)
0 komentar:
Posting Komentar